Modul Input dan Output PLC

Modul Input dan Output PLC, Pelajari dengan Baik dan Benar

Posted on

Empat Pilar – Modul Input dan Output PLC, Pelajari dengan Baik dan Benar. Modul Input dan Output PLC merupakan komponen penting dalam sistem kontrol otomatis. Baca artikel ini untuk mengetahui lebih lanjut tentang berbagai aspek yang terkait dengan modul ini!

Modul Input dan Output PLC (Programmable Logic Controller) adalah komponen penting dalam sistem kontrol otomatis yang digunakan untuk menghubungkan perangkat input dan output dengan PLC itu sendiri.

Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai aspek terkait dengan Modul Input dan Output PLC, termasuk fungsi utama, jenis-jenis, cara memilih, tips instalasi, dan masih banyak lagi.

Pengertian PLC (Programmable Logic Controller)

PLC (Programmable Logic Controller) berfungsi untuk mengontrol proses atau mesin di dalam industri.

PLC dirancang untuk menggantikan sistem kontrol yang berbasis relai terprogram dan memiliki banyak manfaat, seperti meningkatkan produktivitas, keandalan, dan keamanan.

Komponen utama dari sistem PLC meliputi CPU, sumber daya, unit memori, antarmuka masukan dan keluaran, dan juga antarmuka komunikasi untuk bertukar data dengan perangkat lapangan atau komputer.

Untuk mengoptimalkan potensi dari PLC, sistem ini perlu diprogram sesuai dengan aplikasi yang diinginkan.

PLC juga memerlukan HMI (Human Machine Interface) agar dapat berinteraksi dengan operator dan melaporkan alarm.

Beberapa protokol komunikasi, seperti Modbus, Profibus, dan Ethernet TCP/IP, juga dapat digunakan dengan menambahkan perangkat keras tambahan.

Adapun cara memprogram PLC antara lain menggunakan logika tangga, diagram blok fungsional, teks terstruktur, daftar instruksi, dan blok fungsional terstruktur.

Apa Itu Modul Input dan Output PLC ?

Dalam sistem PLC, terdapat beberapa modul masukan (I) dan keluaran (O) yang digunakan.

Modul-modul tersebut menyediakan antarmuka (interface) antara unit pemrosesan pusat (CPU) dan perangkat yang dapat diprogram (programmable device).

Modul masukan digunakan untuk mengumpulkan sinyal masukan dari perangkat di lapangan, seperti saklar atau sensor.

Sinyal masukan ini kemudian dikirim ke CPU untuk diproses dan diambil tindakan sesuai dengan program yang telah ditentukan.

Sementara itu, modul keluaran digunakan untuk mengirimkan sinyal keluaran ke perangkat di lapangan, seperti motor atau lampu, sesuai dengan instruksi dari CPU.

Kombinasi dari modul masukan dan keluaran memungkinkan sistem PLC untuk mengontrol proses atau mesin di industri secara efektif dan efisien.

Selain itu, modul masukan dan keluaran juga dapat ditambah atau dihapus sesuai dengan kebutuhan aplikasi tertentu.

1. Pengertian Modul Input PLC

Modul Input adalah modul yang berfungsi untuk menerima dan mengolah sinyal input dari perangkat di lapangan, seperti saklar, sensor, dan perangkat lainnya.

Modul ini memainkan peran penting dalam sistem PLC karena tanpa modul input, sistem PLC tidak dapat menerima informasi dari perangkat di lapangan.

Modul input terdiri dari beberapa saluran input yang dapat dihubungkan ke berbagai jenis perangkat input.

Salah satu contoh perangkat input yang dapat dihubungkan ke modul input adalah saklar. Modul input ini akan menerima sinyal saklar dan mengubahnya menjadi bentuk yang dapat dipahami oleh CPU.

Modul input juga dapat mengolah sinyal dari sensor, seperti sensor suhu, sensor tekanan, sensor kecepatan, dan sensor lainnya.

Sinyal dari sensor ini akan diteruskan ke CPU untuk diproses dan diambil tindakan sesuai dengan program yang telah ditentukan.

Dalam industri, modul input seringkali digunakan untuk menghubungkan berbagai perangkat input dalam jumlah besar.

Oleh karena itu, modul input harus dirancang dengan baik dan dapat diKalianlkan untuk menghindari kerusakan dan gangguan dalam sistem PLC.

2. Pengertian Modul Output PLC

Modul Output adalah modul yang berfungsi untuk mengontrol perangkat output di lapangan, seperti lampu, relay, motor, dan perangkat output lainnya.

Modul output berfungsi sebagai antarmuka antara CPU dan perangkat output, sehingga dapat mengirimkan sinyal keluaran ke perangkat di lapangan.

Baca Juga :  Apa Itu Kuat Hantar Arus (KHA)? : Rumus dan Cara Menghitungnya

Modul output terdiri dari beberapa saluran output yang dapat dihubungkan ke berbagai jenis perangkat output. Salah satu contoh perangkat output yang dapat dihubungkan ke modul output adalah lampu.

Modul output akan mengirimkan sinyal keluaran ke lampu untuk menyalakan atau mematikan sesuai dengan instruksi dari CPU.

Modul output juga dapat mengendalikan perangkat output yang lebih kompleks seperti motor dan peralatan listrik lainnya.

Misalnya, modul output dapat mengirimkan sinyal untuk menghidupkan atau mematikan motor, mengatur kecepatan motor, dan mengendalikan arah putaran motor.

Dalam industri, modul output seringkali digunakan untuk mengendalikan perangkat output dalam jumlah besar.

Oleh karena itu, modul output harus dirancang dengan baik dan dapat diKalianlkan untuk menghindari kerusakan dan gangguan dalam sistem PLC.

Kombinasi modul input dan output memungkinkan sistem PLC untuk mengontrol berbagai perangkat di lapangan secara efektif dan efisien.

Selain itu, modul input dan output juga dapat ditambah atau dihapus sesuai dengan kebutuhan aplikasi tertentu.

Blok Diagram Modul Input Dan Output PLC

Pada blok diagram di bawah ini, Modul input dan output terhubung melalui Central Processing Unit (CPU), yaitu otak PLC.

Perangkat input mengirimkan sinyal ke modul input. Modul input ini terhubung dengan CPU untuk proses awal secara otomatis. CPU memproses semua data input.

Setelah diproses oleh CPU, data output dikirimkan ke modul output. Modul output mengirimkan sinyal ke perangkat output.

Sinyal yang dikirimkan dapat berupa apa saja, seperti mengaktifkan atau menonaktifkan perangkat output.

Fungsi utama perangkat pemrograman (programming device) adalah untuk mengubah atau memonitor program PLC.

Terdapat dua jenis PLC, yaitu PLC Compact dan PLC Modular.

Pada PLC Compact, kapabilitas modul I/O tetap. Sedangkan pada PLC Modular, kapabilitas modul I/O tidak tetap.

Materi tentang PLC Compact dan Modular telah dijelaskan secara rinci pada materi sebelumnya.

Klasifikasi Modul Input dan Output PLC

Klasifikasi modul input dan output (I/O) PLC didasarkan pada jenis sinyal yang digunakan. Pada dasarnya, terdapat dua jenis sinyal, yaitu sinyal diskrit dan sinyal kontinu. Berdasarkan jenis sinyal tersebut, modul I/O dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama.

1. Modul Digital Input Dan Ouput PLC

Modul digital juga dikenal sebagai Modul Diskrit. Pada modul ini, sinyal I/O bekerja pada sistem biner yaitu hanya bernilai 0 atau 1. Modul input digital hanya menggunakan sinyal 1-bit, yang berguna dalam kondisi ON atau OFF.

Modul digital terdiri dari dua jenis berdasarkan Input dan Output:

  • Modul Digital Input
  • Modul Digital Output

Sinyal I/O digital memberikan status dalam berbagai bentuk seperti:

  • High/Low, True/False, 1/0 untuk status umum.
  • ON/OFF status untuk kondisi beban.
  • Diaktifkan/Dinonaktifkan untuk Switching Mechanism.
  • Close/Open status untuk kontak switch.

Contoh sinyal input digital antara lain Push button, Sakelar Toggle, Selector switch, Proximity switch, Limit switch, dan lain-lain.

Sedangkan contoh sinyal output digital antara lain Lampu, Coil, Buzzer, Relay, Motor, Fan, Heater, Actuator, Solenoid Valve, dan lain-lain.

2. Modul Analog Input Dan Output PLC

Modul analog juga dikenal sebagai Modul Kontinu. Biasanya, tegangan atau arus diberikan ke modul input dalam bentuk sinyal analog. Modul input analog menggunakan sinyal 12-bit atau 13-bit.

Sinyal input analog umumnya beroperasi pada kisaran 4-20 mA, 0-20 mA, 1-5 V, dan sebagainya.

Sinyal analog ini memberikan nilai intermiten antara dua batas ekstrim (batas atas atau batas bawah) untuk modul input analog.

Seperti modul digital, modul I/O analog juga terdiri dari dua jenis:

  • Modul Input Analog
  • Modul Output Analog

Contoh sinyal input analog antara lain Temperature detection switch, Pressure detection switch, Flow detection switch, Level detection switch, Limit detection switch, Position detection switch, dan PH Level detection switch.

Sedangkan contoh sinyal output analog antara lain Temperature Transmitter, Thermocouples, Pressure Transmitter, Flow Transmitter, Level Transmitter, dan sebagainya.

Dalam sistem PLC, kita dapat menggunakan jenis modul digital atau analog sesuai dengan kebutuhan proyek yang ingin dibuat.

Beberapa modul input dan output dapat dikomunikasikan ke sistem lain dengan bantuan protokol komunikasi. Materi mengenai protokol komunikasi PLC akan dibahas pada materi selanjutnya.

Baca Juga :  Bagian-Bagian Tang Ampere dan Fungsinya : Pengertian dan Cara Menggunakan

Oleh karena itu, sering-seringlah belajar PLC di Kelas PLC agar tidak ketinggalan materi terbaru.

Kesimpulan

Sebagai penutup, empatpilar.com telah membahas mengenai modul input dan output PLC yang memiliki peran penting dalam dunia industri.

Penting untuk mempelajari dan memahami dengan baik dan benar terkait penggunaan modul-modul ini demi menciptakan sistem otomasi yang efisien dan efektif.

Pelajari lebih dalam mengenai berbagai jenis modul input dan output, serta cara kerjanya agar dapat mengoptimalkan penggunaannya dalam berbagai skenario industri.

Dengan pemahaman yang benar dan praktik yang baik, kita bisa mengembangkan sistem kontrol yang mumpuni untuk mendukung berbagai aplikasi industri di masa depan. Selamat belajar dan semoga sukses! Kata Pencarian Terpopulerhttps://www empatpilar com/modul-input-dan-output-plc/,penjelasan tentang komponen modul dan outputdalam dunia usaha

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *