Permasalahan terkait Mesut Ozil terus melebar dewasa ini. Ozil baru saja merilis pernyataan resmi soal keluhannya terkait tindakan rasial publik Jerman. Dia merasa dianggap sebagai warga Jerman jika menang, dan dianggap sebagai imigran jika tampil buruk dan Jerman kalah.
Ozil masih memahami jika kritik itu diarahkan pada performanya saat bermain di lapangan. Tetapi baginya tindakan rasial sungguh tak bisa diterima. Pemain Arsenal ini akhirnya memutuskan pensiun dari timnas Jerman.
Setelah itu, presiden Bayern Munchen ikut memperkeruh situasi. Uli Hoeness mengkritik permainan Ozil sebagai pemain tanpa tenaga. Dia menuding terakhir kali Ozil memenangkan duel tekel adalah sebelum Piala Dunia 2014 silam.
Serangan Balik
Dia menilai kritik Hoeness tidak tepat sasaran. Sederhana saja, Ozil mengeluhkan tindakan rasial, namun Hoeness mengkritik performa di lapangan.
“Sebagai presiden Bayern Munchen, tidakkah yang terbaik fokus pada performa pemainnya sendiri sebab delapan pemainnya bermain untuk timnas Jerman? (kegagalan di Piala Dunia 2018)” tanya Sogut, dikutip dari diario as.
“Jika Mesut adalah pemain buruk, bagaimana opininya terkait Joachim Loew, Arsene Wenger dan Jose Mourinho? Tiga pelatih elite ini memuji Mesut sebagai salah satu yang terbaik di posisinya.”
“Rasanya lucu jika dia berpikir dia lebih pantas mengadili kemampuan sepak bola dari pada orang-orang ini, dengan statistik palsu,” imbuh Sogut.
Membuat Malu
“Mr Hoeness, kami tidak akan membuang lebih banyak waktu dan energi membicarakan subjek yang jelas tidak anda pahami.”
“Bukan hanya anda mempermalukan diri anda sendiri, tetapi juga dan yang lebih penting adalah mempermalukan Bayern Munchen dan rakyat Jerman,” tandas dia.