Penyebab Bangunan Harus Dibongkar

Penyebab Bangunan Harus Dibongkar : Alasan Secara Lengkap

Posted on

Empat Pilar – Penyebab Bangunan Harus Dibongkar : Alasan Secara Lengkap. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, kebutuhan akan infrastruktur yang lebih baik semakin meningkat. Namun, tidak jarang kita dihadapkan pada situasi di mana bangunan yang sudah berdiri kokoh harus mengalami proses pembongkaran. Tindakan ini mungkin terasa ekstrem, namun di balik keputusan tersebut tersimpan sejumlah penyebab yang mendasar.

Dalam artikel ini, kita akan mengulas secara mendalam tentang Penyebab Bangunan Harus Dibongkar. Mulai dari faktor keselamatan, hingga pertimbangan lingkungan, setiap keputusan pembongkaran tidak dapat dianggap sepele. Mari kita menjelajahi alasan-alasan tersebut untuk lebih memahami konteks dan dampak dari keputusan pembongkaran bangunan.

Penyebab Bangunan Harus Dibongkar

Berikut adalah beberapa alasan atau Penyebab Bangunan Harus Dibongkar yang perlu kalian ketahui secara lengkap :

1. Kegagalan Desain Struktur

Alasan pertama yang kuat untuk segera membongkar sebuah bangunan adalah kegagalan desain, terutama terlihat pada bangunan baru yang sudah miring. Kegagalan struktural ini sering kali disebabkan oleh perhitungan yang kurang akurat, khususnya pada perhitungan struktur pondasi. Penurunan pondasi yang tidak merata dapat menyebabkan bangunan menjadi miring, yang membahayakan struktur di atasnya. Meskipun ada batasan toleransi, jika sudah terlihat melampaui toleransi, pembongkaran segera diperlukan karena bangunan tersebut tidak layak huni.

Biasanya, sebelum memulai proses pembongkaran, dilakukan evaluasi biaya perbaikan versus biaya pembongkaran. Jika biaya perbaikan struktural lebih tinggi daripada biaya pembongkaran, pembongkaran menjadi pilihan yang logis.

2. Bangunan yang sudah tua

Pembongkaran pada bangunan yang sudah tua sering kali dianggap perlu karena bangunan tersebut tidak lagi digunakan dan berpotensi membahayakan lingkungan sekitar. Situasi ini sering terjadi pada jembatan dan bekas fasilitas industri. Bangunan yang sudah tua lebih rentan terhadap guncangan gempa, mungkin karena koefisien gempa tidak diperhitungkan dengan baik saat pembangunan awal. Namun, sebelum memulai proses pembongkaran bangunan yang sudah tua, evaluasi menyeluruh terhadap bangunan perlu dilakukan.

3. Perubahan Fungsi Bangunan

Terkadang, pemilik bangunan memilih untuk membongkar bukan karena bangunan tersebut membahayakan penghuninya, melainkan untuk memfasilitasi perubahan fungsi bangunan tersebut. Perubahan fungsi bangunan sering terjadi di kota-kota besar, di mana sebuah gedung perkantoran dapat diubah menjadi gudang pabrik, atau sebaliknya.

Keputusan untuk mengubah fungsi sebuah bangunan melibatkan pertimbangan yang cermat, melibatkan faktor-faktor seperti regulasi zonasi, adaptabilitas struktural, dan kelayakan ekonomi dari perubahan tersebut. Penggunaan kembali yang adaptif, sementara mempertahankan kerangka bangunan, mungkin memerlukan penghapusan beberapa elemen interior, memicu kebutuhan akan proses pembongkaran yang berpikir matang untuk membuka jalan bagi fungsi baru sambil tetap mematuhi standar keselamatan dan regulasi.

4. Izin Bangunan tidak sesuai dengan fungsinya

Alasan penting lainnya untuk melakukan pembongkaran bangunan adalah ketidaksesuaian antara Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dengan fungsi sebenarnya dari bangunan tersebut, serta aktivitas di dalamnya yang dapat berdampak pada lingkungan sekitar. Biasanya, petugas perijinan memberikan kesempatan untuk mengubah IMB agar sesuai dengan fungsi yang seharusnya. Namun, jika perubahan tersebut tidak segera dilakukan, tindakan pembongkaran menjadi langkah selanjutnya.

Proses pembongkaran dalam kasus ini menjadi tindakan penyelesaian terakhir untuk memastikan bahwa struktur bangunan tidak hanya memenuhi peraturan dan persyaratan perijinan, tetapi juga tidak memberikan dampak negatif pada lingkungan sekitarnya.

5. Hukum Kode yang Diperbarui

Setiap bangunan harus mematuhi standar pengkodean yang berlaku saat ini. Standar ini melibatkan berbagai aspek, termasuk ventilasi, pencegahan kebakaran, integritas struktural, akses air dan sanitasi, serta efisiensi energi. Bangunan yang tidak memenuhi standar ini mungkin perlu dibongkar, terutama jika biaya renovasinya melebihi nilai investasinya.

Baca Juga :  Cara Kerja Penangkal Petir : Pengertian dan Fungsinya Lengkap

Dengan memperbarui bangunan sesuai dengan peraturan terkini, tidak hanya memastikan keamanan dan kesejahteraan penghuninya, tetapi juga memastikan bahwa properti tersebut mempertahankan nilai pasar yang kompetitif.

6. Meningkatkan Nilai Properti

Seperti bangunan tua yang sulit terjual, lahan kosong dapat lebih mudah dijual dibandingkan dengan lahan yang sudah terisi bangunan. Membongkar seluruh bangunan menjadi pilihan yang dapat meningkatkan nilai properti. Hal ini memberikan landasan yang bersih dan siap untuk pengembangan, menjadi daya tarik bagi pembeli yang ingin mewujudkan impian mereka dengan membangun rumah atau bisnis di atas tanah yang sudah bersih.

Pembongkaran untuk meningkatkan nilai properti bisa menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan daya tarik pasar dan mempercepat proses penjualan.

Teknik Membongkar Gedung

Setelah mengetahui Penyebab Bangunan Harus Dibongkar, nah selanjutnya ada teknik pembongkaran gedung yang kerap dipakai di berbagai belahan dunia:

1. Implosion

Implosion adalah metode dramatis dalam dunia pembongkaran yang melibatkan penggunaan peledak untuk menghancurkan bangunan. Dalam proses ini, pekerja menempatkan sejumlah bahan peledak di lokasi-lokasi kunci dalam struktur bangunan. Perhitungan yang matang melibatkan penentuan posisi bahan peledak, jenis bahan peledak, dan waktu ledakan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar reruntuhan bangunan yang jatuh diarahkan ke area yang telah ditentukan sebagai aman.

Metode ini umumnya digunakan di kawasan perkotaan di mana bangunan-bangunan berdekatan satu sama lain. Keuntungan dari implosion melibatkan efisiensi waktu, karena dapat menghancurkan bangunan secara cepat dan mengurangi gangguan terhadap bangunan sekitar.

2. High Reach Arm

Metode pembongkaran dengan menggunakan High Reach Arm merupakan pendekatan tradisional yang melibatkan alat berat seperti ekskavator, tangki, dan peralatan berat lainnya. Alat perusak utama, seperti palu, pengeruk, dan penghancur, ditempelkan pada alat berat tersebut.

Beberapa alat berat telah dilengkapi dengan perangkat “senjata” yang dirancang khusus untuk menghancurkan beton keras, baja, dan campuran material bangunan. Meskipun efektif, penggunaan alat berat membutuhkan tingkat keterampilan yang tinggi dan perhitungan yang sangat cermat. Kesalahan dalam penggunaan alat berat bisa berakibat fatal, misalnya, bangunan yang roboh dapat menimpa ekskavator, sehingga diperlukan keahlian khusus dalam melaksanakan proses ini.

3. Crane dan Bola Besi

Penggunaan crane dan bola besi telah menjadi metode konvensional untuk melakukan pembongkaran bangunan. Dalam proses ini, crane berperan sebagai pengayun untuk menggerakkan bola besi saat menghancurkan tembok. Bola besi ini memiliki berat sekitar 6 ton dan memiliki kemampuan untuk menghancurkan segala yang ada dalam struktur bangunan.

Namun, metode ini memerlukan tingkat kecermatan yang tinggi. Operator yang mengendalikan crane dan bola besi harus sangat berpengalaman dan tidak boleh sembarangan. Penting untuk memperhatikan waktu dan kualitas gerakan agar proses pembongkaran berjalan secara efisien.

Sayangnya, penggunaan bola besi semakin jarang karena seringkali menimbulkan kebisingan, getaran, dan debu yang berlebihan.

4. Digerogoti dari Dalam

Salah satu pendekatan yang lebih halus dan ramah lingkungan dalam pembongkaran gedung telah diperkenalkan oleh perusahaan Jepang, Taisei, ketika mereka membongkar The Grand Prince Hotel Akasaka di Tokyo, Jepang. Gedung hotel yang awalnya berdiri setinggi 40 lantai berhasil dikurangi setengahnya dalam waktu setahun.

TECOREP, perusahaan yang terlibat dalam proyek ini, mengembangkan metode inovatif untuk menghancurkan gedung tanpa menghasilkan suara bising dan mengurangi limbah material yang berlebihan. Selain itu, TECOREP juga fokus pada daur ulang energi yang terkandung dalam struktur bangunan yang dibongkar.

Dalam proses ini, para pekerja menerapkan balok baja di lantai teratas. Mereka menggunakan 15 jack hidrolik dan teknologi lainnya untuk menghapus satu lantai sekaligus dalam satu waktu. Dengan memanfaatkan prinsip katrol, limbah material didaur ulang untuk menghasilkan energi listrik yang dapat digunakan untuk penerangan dan sistem ventilasi. Pendekatan ini tidak hanya efektif dalam membongkar tanpa menghasilkan kebisingan dan debu berlebihan, tetapi juga mendukung praktik daur ulang energi yang ramah lingkungan.

Penutup

Dalam menghadapi realitas pembangunan, terkadang kita dihadapkan pada keputusan sulit untuk membongkar sebuah bangunan. Penyebab dibalik keputusan tersebut bisa sangat bervariasi, mulai dari faktor keamanan hingga pertimbangan lingkungan. Meskipun tampak sebagai langkah drastis, membongkar sebuah bangunan seringkali merupakan pilihan yang bijak untuk mengatasi masalah yang mungkin timbul.

Baca Juga :  Pengertian Curtain Wall : Fungsi dan Kelebihannya Lengkap

Oleh karena itu, dalam konteks ini, kita akan menjelajahi beberapa penyebab utama yang mendorong keputusan untuk membongkar sebuah bangunan. Dengan memahami akar permasalahan, diharapkan dapat memberikan perspektif yang lebih komprehensif mengenai pentingnya keputusan tersebut dalam menciptakan lingkungan yang aman dan berkelanjutan.

Itu saja pembahasan yang bisa empatpilar.com berikan mengenai Penyebab Bangunan Harus Dibongkar. Semoga bermanfaat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *